Alasan Karyawan Tidak Betah di Kantor & Temuan LainnyaHasil survei Karir.com kepada 6.530 responden menghasilkan banyak temuan, di antaranya: selain gaji, apa yang membuat seorang profesional betah berkarir di suatu perusahaan, juga analisis berdasarkan gender. Berikut hasil surveinya:
Apa Alasan Lain Selain Gaji?Sebagian besar responden memilih suasana kerja, yakni sebesar 42%, disusul dengan jenjang karir sebesar 22%, dan lokasi kantor sebesar 19%. Reputasi dan kultur perusahaan, juga CEO, tidak menyita terlalu banyak perhatian, yakni hanya 9% dan 1%.
Suasana kerja ternyata memegang peranan paling penting! Banyak perusahaan yang kini berusaha meningkatkan kenyamanan suasana kerja, seperti menerapkan jam kerja yang fleksibel, menyediakan ruang menyusui, kebijakan bekerja dari rumah, ruang bermain, hingga makan siang gratis.
“Salah satu alasan orang senang berkarir di Bukalapak.com karena kami menyediakan makan siang gratis bagi seluruh karyawan setiap hari,” ungkap Founder dan CEO Achmad Zaky. Mead Johnson Indonesia berinvestasi cukup besar untuk menyediakan lounge makan siang yang mewah, tentunya dengan tujuan supaya karyawan betah. “Kami juga menyediakan ruang khusus menyusui yang sangat nyaman,” jelas HR Head Bagus Sutedjo. Sementara itu, Intel Indonesia juga menyediakan jam kerja fleksibel dan menerapkan kebijakan bekerja dari rumah. Karir.com sendiri juga menyediakan entertainment space yang sering digunakan untuk ajang tarung FIFA 15.
Jenjang karir, yang mungkin kita kira akan menempati posisi pertama, ternyata menempati posisi kedua, disusul oleh lokasi kantor di posisi ketiga. Dengan semakin tidak nyamannya kondisi lalu lintas dan jalanan ibu kota dan beberapa kota besar lainnya, lokasi kantor ternyata menempati posisi yang lumayan penting bagi profesional untuk terus berkarya.
“Wah, hari gini mending dapat kantor yang deket rumah dengan gaji lebih kecil dari pada harus berjibaku setiap hari dengan kemacetan,” ungkap seorang profesional.
Alasan ini bahkan mengalahkan alasan lain yang sepertinya lebih penting, seperti reputasi dan kultur perusahaan, juga sosok CEO atau pemimpin.
Analisa Berdasarkan GenderTemuan survei ini menjadi semakin menarik ketika hasil analisa dipisahkan berdasarkan gender. Baik responden laki-laki maupun perempuan menyatakan suasana kerja adalah faktor yang paling penting, ditunjukkan dengan persentase sebanyak 37% dan 43%.
Menariknya, responden perempuan tidak terlalu menaruh perhatian besar pada faktor CEO atau pemimpin; hanya 1% menyatakan CEO menjadi alasan betah atau tidak di sebuah perusahaan. Responden laki-laki ternyata masih menganggap leadership sebuah hal penting, ditunjukkan dengan persentase sebesar 13%.
Temuan menarik lainnya, bagi kaum perempuan, lokasi kantor atau jarak yang harus ditempuh menjadi alasan penting untuk bertahan atau tidak, yakni sebanyak 21%. Sedangkan bagi kaum laki-laki, jarak tidak menjadi masalah (hanya 9% menyatakan faktor ini penting). Mereka rela menempuh jarak yang lebih jauh demi suasana kerja, jenjang karir dan pemimpin yang lebih baik.