Inilah Dampak Buruk Kebanyakan Minum Susu
Minum susu secara teratur diyakini dapat membuat tubuh tetap sehat dan bugar. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan terlalu banyak minum susu justru dapat berakibat buruk bagi kesehatan tubuh.
Memang tidak dipungkiri jika sejumlah penelitian terdahulu menunjukkan kandungan kalsium dalam susu bisa memperkuat tulang dan mencegah osteoporosis. Namun studi terbaru ini justru mendapati minum susu dalam jumlah besar justru tidak dapat mencegah seseorang dari resiko patah tulang.
Riset yang melibatkan 45 ribu laki-laki dan 61 ribu perempuan di Swedia yang minum susu sekitar tiga gelas sehari, justru lebih beresiko mengidap sejumlah penyakit. Pada perempuan yang minum tiga gelas susu atau lebih setiap hari beresiko dua kali lebih besar mengidap penyakit kardiovaskular. Dan 44 persen peningkatan risiko kanker dibanding perempuan yang minum kurang dari satu gelas susu perhari.
Sementara untuk pria dewasa, resiko kematian meningkat 10 persen lebih besar ketika mereka minum tiga gelas atau lebih susu per hari. Namun penelitian ini masih harus dikembangkan karena harus dikaitkan dengan faktor genetis, untuk membandingkan dengan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Perempuan yang minum susu berlebihan meningkat sekitar 16 persen menderita patah tulang dan resiko patah pinggul hingga sebesar 60 persen. Sementara dua resiko ini justru tidak terlalu berpengaruh signifikan pada kaum Adam.
"Kandungan gula pada susu khususnya laktosa dan galaktosa beresiko meningkatkan peradangan hingga dalam kurun waktu tertentu, beresiko membuat seseorang mengalami penyakit kardiovaskular hingga berujung pada kematian," tulis Karl Michaelsson, seorang profesor di Departemen Ilmu Bedah di Universitas Uppsala Swedia seperti dikutip Everyday Health, 12 November 2014.
Para peneliti juga melaporkan, asupan tinggi pada produk susu fermentasi dengan kadar laktosa rendah seperti yoghurt dan keju justru mampu meningkatkan resiko kematian dan fraktur tulang. Hasil penelitian ini masih akan dikaji lebih lanjut, karena dapat menjadi pedoman gizi dan penyusunan program diet baru untuk jangka panjang. (Ism)